1. 🌾 Gambaran Umum Komoditas Pertanian
Padi, Jagung & Cabai
- Padi menjadi tanaman utama, ditanam oleh mayoritas petani yang memanfaatkan iklim sejuk (17–27 °C) dan ketinggian sekitar 400 m dpl.
- Jagung juga menjadi sumber pendapatan penting; luas lahan jagung berkisar 9–10 ha, dengan produktivitas tinggi 7–8 ton/ha.
- Cabai dianggap sebagai tanaman hortikultura bernilai tinggi, sebagian besar dijual ke pasar tradisional lokal.
Produksi ini terdistribusi di beberapa dusun—terutama Krajan, Plosokerep, dan Krajan Laut—dengan pola tanam menyesuaikan musim hujan dan kemarau.
2. Teknologi & Inovasi di Lahan
Alternate Wetting and Drying (AWD)
- Sejak 2016, sebagian petani memperkenalkan metode AWD untuk membatasi volume air di sawah. Teknik ini membantu menghemat air dan menurunkan emisi metana sambil mempertahankan hasil panen .
Penggunaan Benih Hibrida
- Studi tahun 2019 menunjukkan bahwa petani jagung di Dengkol semakin loyal menggunakan benih jagung pakan hibrida, karena meningkatkan hasil dan kualitas panen.
Optimasi Input Produksi
- Ada penelitian tahun 2015–2016 tentang efisiensi alokasi faktor produksi (pupuk, lahan, tenaga kerja) di usaha tani jagung, dengan tujuan menaikkan margin keuntungan.
- Upaya tersebut mendukung strategi peningkatan produktivitas lewat pemantauan input-output dan pelatihan teknis.
3. Pengolahan Pascapanen & Industri Rumah Tangga
Industri Tahu Putri
- Desa ini memiliki industri tahu rumahan yang disebut “Tahu Putri”, dikelola oleh Pak Roni. Menggunakan metode tradisional-modern: proses perendaman, penggilingan pakai mesin, perebusan, dan penyaringan manual tradisional.
- Tahu goreng diproduksi menggunakan kayu bakar dan dikerjakan tenaga lokal perempuan.
- Industri ini bukan hanya berbasis bahan baku lokal (kedelai impor), tetapi juga menyerap tenaga kerja lokal, membantu menurunkan pengangguran.
4. Pemasaran & Efisiensi Distribusi
Pemasaran Jagung
-
Sebuah studi tahun 2016 menemukan bahwa meski produktivitas tinggi, efisiensi pemasaran jagung masih rendah (skor 8,86) karena rantai distribusi panjang dan harga tak stabil.
Penelitian menyebut:
- Saluran pemasaran yang terlalu panjang menurunkan pendapatan petani
- Namun, jelas bahwa efisiensi pemasaran berpengaruh positif signifikan terhadap pendapatan usahatani jagung.
- Rekomendasi utama:
- Peningkatan penanganan pasca panen (pengeringan biji jagung, penyimpanan, kemasan)
- Pengoptimalan volume & saluran distribusi untuk memperkuat posisi tawar petani.
Pasar Hewan & Cabai
- Pasar hewan setiap Senin dan Jumat menjadi sarana penting—tidak hanya untuk hewan ternak, tetapi juga tempat masyarakat berdagang komoditas pertanian(cabai, pupuk, benih).
5. Kolaborasi Kelembagaan & Pendidikan Internal
Pendampingan Desa & Stakeholder
- Pada tahun 2024, Desa Dengkol menggelar Stakeholder Meeting melibatkan PKK, NU, Puskesmas, dan KUA—sementara fokus utama program lebih ke sosial, namun menunjukkan kultivasi budaya kolaboratif.
KKN & Lokakarya
- Kolaborasi dengan kampus seperti UIN Malang (2024) dan UB (2015–2016) memperkuat transfer teknologi dan pengetahuan—misalnya diskusi ihwal pangan, stunting, moderasi beragama, serta teknologi pertanian terapan.
6. Infrastruktur Penunjang Pertanian
Embung Desa
- Tahun 2020–2024, dibangun embung (waduk mini) seluas 1.650 m² dan kedalaman 1,9 m sebagai cadangan air irigasi untuk 30 ha lahan sawah.
- Embung ini dipakai pada musim kemarau dan sebagai penahan abrasi, serta memiliki potensi dikembangkan sebagai wisata edukatif pertanian.
Jalan & Akses
- Infrastruktur jalan yang layak—terutama jalan beton antara dusun dan jalan poros Wanorejo–Dengkol—mendukung distribusi hasil pertanian, angkutan input produksi, serta akses ke pasar dan layanan publik.
7. Tantangan & Isu Berkelanjutan
- Rantai distribusi masih panjang; perlu tindakan kolektif untuk mendekatkan petani ke pasar serta peningkatan fasilitas pascapanen.
Air & Irigasi
- Meskipun tersedia embung dan HIPPAM, krisis air 2023 menunjukkan keterbatasan sistem => perlu penguatan cadangan teknis (pompa, tandon).
Adopsi Teknologi
- Meskipun benih hibrida dan AWD diterapkan, teknologi seperti UAV untuk penyemprotan dan pemantauan belum digunakan—walau relevan menurut studi nasional dan global .
Manajemen SDM & Keuangan
- Petani masih memerlukan pelatihan pengelolaan usaha tani dan model keuangan seperti iuran kelompok atau koperasi tani.
8. Strategi & Rekomendasi Masa Depan
Fokus Area | Strategi Pengembangan |
---|---|
Pemasaran | Bentuk koperasi tani: pembelian benih/pupuk kolektif, pengeringan & packing mandiri |
Produksi & Teknologi | Terapkan UAV untuk pestisida/monitoring di sawah; intensifikasi AWD; digitalisasi lahan |
Infrastruktur | Perluas akses embung; pasang pompa cadangan dan tandon tambahan; praktikkan smart irrigation |
Pengolahan | Tambah industri lokal: silase jagung, cabai kering, tahu, jamu tradisional |
Pemasaran baru | Jajaki platform online untuk menjual produk olahan lokal dan gapoktan daerah terdepan |
Pelatihan & SDM | Pelatihan literasi digital, akuntansi usaha tani, kewirausahaan istri petani |
Kolaborasi | Bangun kemitraan petani + kampus + startup agro + pemerintah daerah |
9. Visi Jangka Panjang
- Dengkol sebagai Desa Agro-Inovatif: Mengadopsi teknologi modern, praktek pertanian berkelanjutan, dan hilirisasi berbasis komoditas lokal untuk mencetak surplus ekonomi.
- Inklusivitas Sosial & Ekonomi: Melibatkan perempuan, kelompok tani muda, dan tenaga lokal dalam proses pengolahan dan pemasaran.
- Model Tiru untuk Daerah Lain: Menjadi referensi desa mandiri dengan orientasi pasar dan teknologi di Malang Raya.
10. Kesimpulan
Pertanian di Desa Dengkol tidak hanya sekedar berladang—tetapi telah memasuki masa pasca-agraris dengan inovasi nyata: benih hibrida, metode irigasi efisien, embung desa, dan bahkan industri tahu lokal. Namun, untuk bertransformasi jadi desa mandiri ekonomi digital berbasis pertanian, diperlukan penguatan di tiga pilar utama: teknologi, pemasaran, dan manajemen kelembagaan.
Pendampingan intensif dari kampus, instansi, serta kolaborasi lintas sektor akan menjadi kunci sukses. Dengan langkah terstruktur dan visi kolektif, Desa Dengkol memiliki potensi besar tumbuh menjadi desa agritech maju—menjadi contoh nyata di Jawa Timur.
Referensi :
- https://c8penyuluhan2016.wordpress.com/2016/04/01/profil-desa-2/?utm_source=chatgpt.com
- https://repository.ub.ac.id/id/eprint/131259/?utm_source=chatgpt.com
- https://kumparan.com/almira-febriana/analisis-pengembangan-teknologi-industri-tahu-desa-dengkol-1yNqd6Cs7Lw?utm_source=chatgpt.com
- https://radarmalang.jawapos.com/malang-raya/811713012/hippam-rusak-dengkol-singosari-krisis-air-butuh-40-ribu-liter-per-hari?utm_source=chatgpt.com