Budaya & Kegiatan di Desa Dengkol, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang

Website Official Desa Dengkol
0

1. Identitas Budaya Agraris dan Sosial

Desa Dengkol memiliki karakter agraris yang kuat, tercermin dari kehidupan sehari‑hari dan struktur ekonomi desa:

  • Pasar Hewan Rutin: Setiap Senin dan Jumat, pasar hewan menjadi pusat kegiatan sosial-ekonomi. Toko pupuk, benih, dan alat pertanian turut ramai, menunjukkan integrasi budaya pertanian dengan interaksi warganya.
  • Pubikasi “blantik”: Penjual hewan ternak memakai topi koboi—menjadi ciri khas budaya desa yang unik dan mudah dikenali.

Tradisi ini memperkaya kehidupan sosial, menjaga solidaritas lantaran warga saling mengenal dan berkoneksi dalam transaksi sehari-hari.



2. Ritual Tahunan “Bersih Desa” di Embung Dengkol

a. Makna & Tujuan

Ritual “Bersih Desa” adalah upacara spiritual-agraris yang digelar setiap Juli di Embung Dengkol. Tujuannya membina persatuan masyarakat, mensyukuri hasil bumi, dan memohon keberkahan.

b. Pelaksanaan

  • Tahun 2024, kegiatan berlangsung tanggal 20 Juli, dimulai dari tengah malam hingga siang hari, dipimpin tokoh agama dan warga, dengan pengajian dan doa bersama.
  • Acara ini diwarnai penataan embung, suluk, dan penghadiran pejabat—Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto hadir langsung, memuji antusiasme warga dan kesediaan desa menjaga tradisi.

c. Signifikansi

  • Mempertebal nilai budaya lokal.
  • Memfasilitasi evaluasi komunitas desa—apa yang telah dicapai, apa yang perlu ditingkatkan.
  • Menyatukan warga dalam semangat gotong royong dan refleksi berkelanjutan .



3. Event Publik Lainnya & Partisipasi Sosial

a. Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada 2024)

  • Di TPS 15 desa Dengkol, antusiasme warga tinggi, suasana kondusif, panitia memakai batik untuk mempermudah identifikasi oleh lansia.
  • Suasana demokrasi ini mencerminkan budaya partisipasi aktif warga dalam proses politik lokal.

b. Kerjasama dengan Mahasiswa (KKN/KKNM)

  • Tahun 2024, desa menjadi tempat Kuliah Kerja Lapangan (KKL/KKN) UIN Malang, dengan tema “Moderasi Beragama, Pencegahan Stunting, Kemiskinan Ekstrim, Parenting”.
  • Program ini meningkatkan kapasitas masyarakat desa dalam bidang sosio-kultural dan ekonomi, menunjukkan keterbukaan desa terhadap pembaruan.



4. Kreativitas & Potensi Geliat Budaya

a. Budaya Digital & Dekoratif

  • Musik dan seni diberdayakan melalui kirab budaya — video di YouTube menunjukkan tradisi memadukan budaya tradisional dan modern dalam karnaval desa .
  • Foto patung “kuda” di Embung menandakan upaya memperkaya ruang publik desa dengan identitas visual kekinian .

b. Embung & Ruang Publik

  • Embung tidak hanya dimanfaatkan untuk ritual, tetapi juga sebagai ruang publik potensial—rats, refleksi, bahkan edukasi tentang konservasi air & pertanian .


5. Nilai Gotong Royong & Kebersamaan

Budaya gotong royong menjadi benang merah kegiatan desa:

  • Perbaikan jalan, embung, atau bantuan dalam krisis—menunjukkan semangat kolektif desa.
  • Saat Pemilu maupun ritual desa, warga bersama-sama menjaga ketertiban dan kebersihan publik.
  • Kemunculan gerakan seperti Kota Remaja* atau budaya makan bersama puluhan warga memberi kesan kuat soal solidaritas desa.



6. Pendidikan Sosial & Religius

Setiap kegiatan desa dilengkapi unsur keagamaan dan edukatif:

  • Doa bersama, pengajian, dan tausiyah saat ritual desa.
  • Kegiatan PKK dan Posyandu mengintegrasikan sosialisasi budaya bersih dan PHBS dengan acara komunitas.
  • Kegiatan KKN memberikan literasi sosial-agama dan parenting—menggabungkan spiritualitas & pendidikan.



7. Tantangan & Peluang Ke Depan

Desa Dengkol punya tantangan dan peluang strategis:

TantanganPeluang
Modernisasi budaya yang terkikisDigitalisasi event, live-stream, dan dokumentasi budaya lokal
Partisipasi generasi muda rendahLibatkan Karang Taruna dan pelajar dalam ritual dan organisasi desa
Minim brand desaBranding budaya: karnaval, kerajinan, atau pasar rakyat berbasis budaya desa
Embung belum maksimalJadikan tempat edukasi, wisata desa, lomba budaya tahunan
Kurang ikon budayaGaleri fotografi budaya lokal, seni patung desa, ruang publik kreatif

8. Rekomendasi Strategis

  1. Festival Budaya Tahunan – Event bertema musik tradisional, kirab, dan pasar budaya untuk branding luhur desa.
  2. Pelibatan digital – Live YouTube, akun media sosial untuk mengabadikan dan memperluas jangkauan budaya lokal.
  3. Pendidikan Generasi Muda – Sambut peran Karang Taruna, siswa, dan paguyuban anak muda dalam melestarikan aktivitas desa.
  4. Kolaborasi KKN Lebih Intens – Program serupa seperti stunting, edukasi digital, dan kewirausahaan desa.
  5. Infrastruktur Ruang Publik – Kembangkan Embung sebagai ruang kreatif interaksi, edukasi, dan konser kecil.
  6. Festival Kuliner Lokal – Jadikan tahu Putri, kerajinan, dan pangan lokal sebagai daya tarik wisata budaya.



9. Kesimpulan

Budaya dan kegiatan di Desa Dengkol menunjukkan kehidupan desa yang dinamis: perpaduan nilai agraris, religius, demokratis, dan solidaritas warga. Budaya agraris menjaga identitas lokal, sementara ritual seperti “Bersih Desa” memperkuat kesatuan spiritual. Partisipasi aktif saat Pemilu, KKN, dan kerja gotong royong menggambarkan desa inklusif dan adaptif terhadap perubahan. Dengan strategi literasi digital dan penguatan ruang publik, Dengkol memiliki potensi besar menjadi desa budaya mandiri dan destinasi wisata budaya di Malang Raya.

Referensi

  • https://c8penyuluhan2016.wordpress.com/2016/04/01/profil-desa-2/?utm_source=chatgpt.com


Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)